KEWIRAUSAHAAN
1. 3 orang sukses karena
bekerja dan berusaha/wirausaha
a. Tokoh Yang Sukses Karena
Bekerja
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan beliau dikenal masyarakat karena
keberhasilannya dalam memimpin surat kabar Jawa Pos, yang awalnya hanya koran
daerah yang hampir gulung tikar menjadi koran Nasional dengan penjualan yang
sangat fantastis. Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur, tepatnya di
Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatann Bando 17 Agustus 1951. Dahlan Iskan
adalah anak dari pasangan Muhammad Iskan dan Lisnah.
Dahlan adalah anak ketiga
dari empat bersaudara . kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya
bernama Sofwati sedangkan adik bungsunya bernama Zainudin.
Orang tuanya bukanlah orang kaya, bahkan sangat miskin sekali ia dan
saudara-saudaranya terbiasa dalam hidup kesederhanaan. Kehidupan ia waktu kecil
membuatnya menjadi pribadi yang tangguh serta menurutnya kemiskinan harus
dihadapi dengan bekerja dan berusaha.
Riwayat pendidikan Dahlan
Iskan, beliau bersekolah di Madrasah yang juga disebut Sekolah Rakyat setelah
tamat ia melanjutkan sekolahnya ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian
ke Sekolah Aliyah setelah tamat ia melanjutkan ke IAIN Sunan Ampel dan di
Universitas 17 Agustus namun ia keluar karena terlalu asyik menulis majalah dan
koran mahasiswa ketimbang mengikuti kuliah. Kemudian ia hijrah ke Samarinda
untuk menjadi reporter di surat kabar lokal. Pada tahin 1976 ia pindak ke
Surabaya bekerja sebagai wartawan di majalah Tempo. Walau sudah
bekerja ia juga diam-diam menulis untuk koran lain seperti Surabaya Post dan
Ekonomi Indonesia.
Tahun 1982 ia di promosikan
menjadi pemimpin koran Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut karena kalah saing
namun ia tak berputus asa ia mencari cara untuk menyelamatkannya, dengan
caranya akhirnya omset Jawa Poat naik 20 kali lipat yaitu 10,3 miliar namun ia
mengundurkan diri dan memberi kesempatan kepada yang lebih muda lalu ia
mendirikan stasiun TV lokal Surabaya (JTV & SBO), Batam (Batam TV), Pekan
Baru (Riau TV), FMTV di Makassar, Palebang (PTV), dan parahyangan TV di Bandung
dan yang lainnya yang mencapai 34 stasiun TV lokal. Selain itu ia juga memiliki
perusahaan listrik ia juga menjadi direktur pembangkit listrik swasta PT Cahaya
Fajar Kaltim dan PT Prima Electrik Power di Surabaya dan hal ini yang menjadi
salah satu alasan ia di tunjuk menjadi Direktur Utama PLN. Puncak kariernya
Pada tanggal 19 Oktober 2011 Presiden SBY menunjuknya menjadi Menteri BUMN.
Bacharuddin Jusuf Habibie
Prof.Dr.-Ing.H.Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir
di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni1936; umur 78 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari
jabatan presiden pada tanggal 21 Mei1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih
sebagai presiden pada 20 Oktober1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan
7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden,
Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa
jabatan terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu
universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.
Habibie merupakan anak keempat dari
delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian
berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti Marini Puspowardojo
adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama
Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan
dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Ia pernah
berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung (Sekarang Institut Teknologi Bandung) tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat
terbang, diRWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelardoktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Habibie
pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier
sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke
Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret
1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J.
Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalamKabinet Pembangunan
VII di
bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri.
Tantowi Yahya
Setiap orang pastilah sudah mengenal
dengan tantowi yahya. Nama tantowi yahya senter sebagai presenter ternama di
Indonesia yang sekarang menjabat sebagai anggota dewan. Pernah terkenal melalui
acara yang dibawakannya, who want's to be a millionare? Menjadikan dia sebagai
presenter ternama dengan kualitas keilmuan yang cukup mumpuni. Jika kita
menelisik lebih jauh biografi Tantowi Yahya, kakak dari helmy yahya ini
selain dikenal sebagai pembawa acara yang ulung juga dikenal sebagai seseorang
yang mempunyai perjalanan hidup yang mengesankan dan selalu menginspirasi baik
dalam dunia bisnis maupundalamduniahiburan.
Jika kita mencermati biografi
tantowi yahya, pria kelahiran Palembang, 29 oktober 1960 ini sejak kecil sudah
mempunyai jiwa pekerja keras. Hal tersebut dibuktikan dengan semenjak ia masih
berada di bangku kelas 2 SMK, ia belajar sambil mengajar bahasa inggris di
tempat ia kursus waktu SMP. Tidak hanya itu, ketika ia lulus SMK, ia memutuskan
untuk pindah ke yogyakarrta dan kuliah D1 akademi perhotelan. Setelah lulus,
tantowi pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai resepsionis di hotel Borobudur
pada tahun 1982. Pada tahun 1984 ia pindah ke hotel Hilton dan pada tahun 1987
pindah ke perusahaan pita kaset BASF. Akan tetapi karena digerus kemajuan
zaman, perusahaan kaset tersebuat akhirnya gulung tikar dan tantowi muda pindah
kerja ke PT Ciptadaya Prestasi yang bergerak dibidang rekaman, artist manajemen
dll. Di perusahaan inilah, karier tantowi di dunia hiburan dimulai.
Membaca biografi tantowi yahya dalam
dunia hiburan semakin lekat dengan bakatnya sebagai pembawa acara yang handal
dan mampu memikat banyak pemirsa. Hal tersebut dibuktikan dengan penghargaan
yang diraihnya sebagai The Most television Quiz host dalam ajang Panasonic
awards 2003, 2004, 2005, dan 2009. Tantowi sendiri juga dicatat sebagai pendiri
sekaligus sekretaris jenderal Indonesian Music Awards Foundation tahun 1997-2001.
Tidak hanya sukses sebagai pembawa
acara, tantowi yahya juga eksis dalam bidang tarik suara. Ia merupakan seorang
penyanyi country yang pernah merilis single “gone, gone, gone” karya Rinto
Harahap. Tantowi kemudian meluncurkan album pertamanya, Country Breeze dengan
lagu andalan “hidupku sunyi”, “aryanti”, “tangan tak sampai”. Selain lagu-lagu
tersebut terdapat pula lagu lain yang turut melengkapi sehingga mampu menembus
angka penjualan mencapai 300.000 copy. Sukses dengan album pertamanya, tantowi kembali
meluncurkan album lainnya seperti Southem Dreams, country manada yang kemudian
menghantarkan dia mendapatkan berbagai penghargaan.
b. 3 orang sukses karena wirausaha
Ronny Lukito
Ronny Lukito pendiri Eiger
yang lahir pada tanggal 15 Januari 1962 di Bandung, eiger sendiri diambil dari
nama gunung di Swiss dan di tunjukan untuk kegiatan outdoor seperti mendaki,
kemah dan lain-lain. Ronny adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara. Ia satu-satunya
anak laki-laki dan yang lainnya perempuan, dari pasangan Lukman Lukito dan
Kurniasih. Ronny berasal dari keluarga yang memprihatinkan, ia adalah sosok
pemuda yang rajin dan tekun dan hanya lulusan STM (Sekolah teknologi menengah).
Semenjak bersekolah di STM ia berjualan susu yang dibungkus dengan plastik
kecil diikat dengan karet dan kemudian ia jula kerumah-rumah tetangga dengan
sepeda motor miliknya. Masa remajanya di Bandung dilewati dengan penuh
kesederhanaan dan kerja keras yang jauh dari kehidupan mewah. Hidup ditengah
keluarga yang pas-pasan tidak membuatnya menyerah pada keadaan. Orang tuanya
memiliki toko kecil khusus menjual tas, membatnya terbiasa melihat secara
langsung proses produksi sebuah tas. Bahkan ia dan saudaranya sering terjun
langsung membantu orang tuanya dalam menjalankan bisnis tersebut. Dari mulai
packing tas, merapihkan tas, menjadi kasir ketika ada pembeli yang membayar.
Pengalaman itulah yang menjadi langkah awal untuk membukan peluang bisnis tas
mengikuti jejak kedua orangtuanya. Saat masih remaja ia pun tak pernah berpikir
unruk menjadi pengusaha. Namus setamat STM ia harus berfikir secara realistis
dalam melihat perekonomian keluarga.
Sejak tahun 1976, ketika ia
duduk di bangku STM, toko ayahnya mulai menjual tas hasil karyanya sendiri. Saat
itu merek tas produknya bernama butterfly nama ini di ambil dari merek mesin
jahit buatan China yang mereka pakai. Ia sendiri membantu membeli bahan di
toko, mengantarkan barang ke pelanggan dan sebelum ia berangkat sekolah ia
berjualan susu terlebih dahulu. Setelah pulang sekolah ia bekerja di bengkel
motor sebagai montir. Jiwa enterpreneur yang dimilikinya sejak duduk di bangku
sekolah membuatnya mudah menyerap ilmu dari ayahnya. Tak lama setelah bekerja
di toko milik ayahnya ia pun memulai peluang bisinis pembuatan tas sendiri. Ia
memulai pengembangan bisnis tersebut, dia ulai memasukan tasnya ke matahari
meski hanya mendapat order sedikit ia terus mengembangkan usahanya, dengan
modal kurang dari 1 juta ia membeli 2 mesih jahit, peralatan jahit dan sedikit
bahan baku pembuatan tas di bantu dengan satu pegawai ia memproduksi tas. Ia
pun berkeinginan memasukan produk ke matahari namun di tolak oleh bagian
pembelian dan setelah mengajukan yang ke 13 akhirnya permohonannya di terima
itu pun harga tasnya tidak sampai Rp. 300.000.
Akhirnya ia pun terjun
sendiri ke daerah-daerah untuk mencari mitra pengecer baruguna membuka pasar
baru. Ia rajin keliling dan membuang kemalasan, ia berangkat ke kota untuk
mempromosikan dan membangun jaringan pemasaran. Ia belajar secara privat
mengenai pengetahuan manajemen dan mengambil kursus manajemen keuangan serta
menghadiri seminar atau kursus yang menurutnya bagus dan membaca
buku-buku yang relevan untuk pengembangan diri. Dengan perjuangan ggigih dan
tak mengenal lelah dia mengetahui peluang pasar mulai dari Matahari, Ramayana,
Gunung Agung, Gramedia, dan Dept. Store besar lainnya menjual produknya seperti
eiger, export atau body pack. Kalangan bsinis tas pasti tahu bahwa kini B&B
Inc. Miliknya merupakan salah satu perusahaan nasional terbesar. Ketekunan dan
kerja kerasnya dalam menjalankan usaha, mengantarkan lelki lulusan STM ini
menjadi pengusaha sukses yang luar biasa.
Puspo wardoyo
Puspo
Wardoyo, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang
ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima.
Sejak kecil Puspo sudah terbiasa berurusan dengan ayam. Orangtuanya penjaja
ayam. Pagi hari, Puspo kecil membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar.
Siang sampai malam, ia membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji seperti
ayam goreng, ayam bakar, dan menu ayam lainnya di warung milik orangtuanya di
dekat kampus UNS Solo.
Impian itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
Dia bercerita bahwa peluang usaha warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang bakso itu telah membuktikannya. Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih di akhir tahun 1990 itu sekitar Rp 300.000. Dari keuntungan berjualan bakso dengan gerobak sorong itulah teman Puspo ini bisa pulang menengok kampung halamannya di Solo setiap bulan. "Dengan uang, jarak antara Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang, " kata Puspoyo menirukan ucapan temannya tadi. Wajar saja jika dengan pesawat terbang waktu tempuh antara MedanSolo Berganti pesawat di Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sementara dengan naik bis jarak antara SoloSemarang ditempuh sekitar empat jam.
Cerita sukses temannya itu begitu membekas di benak Puspo. "Saya bertekad bulat akan merantau ke Medan, " pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat, warung makan yang termasuk perintis warung lesehan di kota pusat kebudayaan Jawa itu pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak seberapa itu ia manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta.
Impian itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
Dia bercerita bahwa peluang usaha warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang bakso itu telah membuktikannya. Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih di akhir tahun 1990 itu sekitar Rp 300.000. Dari keuntungan berjualan bakso dengan gerobak sorong itulah teman Puspo ini bisa pulang menengok kampung halamannya di Solo setiap bulan. "Dengan uang, jarak antara Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang, " kata Puspoyo menirukan ucapan temannya tadi. Wajar saja jika dengan pesawat terbang waktu tempuh antara MedanSolo Berganti pesawat di Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sementara dengan naik bis jarak antara SoloSemarang ditempuh sekitar empat jam.
Cerita sukses temannya itu begitu membekas di benak Puspo. "Saya bertekad bulat akan merantau ke Medan, " pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat, warung makan yang termasuk perintis warung lesehan di kota pusat kebudayaan Jawa itu pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak seberapa itu ia manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta.
Ketika
tengah merantau di ibu kota itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan
sebagai guru di sebuah perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera
Utara. Apa boleh buat, demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan
modal dengan kembali menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi
pegawai negeri seperti sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran
Pendidikan Seni di SMA Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya
cuma dua tahun menjadi guru lagi," katanya.
Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
Disini ia menyewa lahan 4x4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan "jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.
Dari ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva "mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak pengunjung, terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan kemarin, semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa.
Skala usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala tantangannya.
Ada masa ketika di waktuwaktu awal merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat garagara selama berhari-hari tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan. "Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan memasak lagi". katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar memberitahu ayahnya agar mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. "Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat," katanya menirukan ucapan sang mertua.
Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi.
Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16 cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya, Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja.
Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
Disini ia menyewa lahan 4x4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan "jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.
Dari ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva "mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak pengunjung, terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan kemarin, semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa.
Skala usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala tantangannya.
Ada masa ketika di waktuwaktu awal merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat garagara selama berhari-hari tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan. "Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan memasak lagi". katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar memberitahu ayahnya agar mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. "Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat," katanya menirukan ucapan sang mertua.
Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi.
Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16 cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya, Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja.
Promosi
dari mulut ke mulut membuat warungnya makin terkenal. Terlebih ketika seorang
wartawan daerah membuat tulisan tentang “Wong Solo”, makin ramai saja orang
yang makan ke warungnya. Pernah suatu hari dia kewaalahan memenuhi pesanan
pelanggan. Di saat tiga ekor ayam jualannya habis, datang pembeli lain yang
bersedia menunggu asalkan Wardoyo mau mencari ayam batu ke pasar. Diapun
memenuhi permintaan pelanggan tersebut dengan membeli tiga ekor ayam lagi.
Namun datang lagi pelanggan lain yang juga bersedia menunggu Wardoyo mencari
ayam ke pasar. Bersamaan dengan bertambahnya pelanggan, dua tahun kemudian
Wardoyo memperluas warungnya hingga layak disebut rumah makan. Jiwa seni
Wardoyo nampak tergurat pada bentuk bangunan dan penampilannya yang cenderung
“nyleneh”.
Perpaduan
seni dan entrepreneurship Wardoyo juga tertuang dalam pendekatan terhadap
konsumen. ”Saya berusaha menghafal namanama semua pelanggan saya. Sehingga
sewaktu mereka datang saya harus menyambut mereka dengan menyebut namanya,”
papar Wardoyo. Inilah yang disebutnya sebagai “menjadikan pelanggan sebagai
saudara”.
Seiring dengan berkembangnya “Wong Solo”, Puspo Wardoyo membuka kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut menikmati nilai tambah Wong Solo melalui system waralaba. Untuk waralaba tersebut, Wardoyo telah membuat standarisasi dalam hal rasa dan gerai (outlet). Jika seseorang membeli waralaba “Wong Solo” di Jakarta, dipastikan sama rasa dan penataan gerainya dengan “Wong Solo” Medan atau di tempat lain.
Setelah sukses membesarkan “Wong Solo”, apa harapan Puspo Wardoyo selanjutnya ? Dengan sungguhsungguh dia menyahut,” Ingin terus bekerja keras, kaya raya, banyak istri, dan masuk surga.” (sumber: kerjasejahtera.blogspot.com)
Sekarang gerai Wong Solo telah berdiri hampir di kota-kota besar yang ada di
Indonesia. Keuletan Puspo Wardoyo dalam membesarkan warung makan ayam bakarnya
menjadi idaman masyarakat memang tidak mudah. Ia harus merasakan terlebih
dahulu berbagai cobaan, rintangan, halangan, hingga masa-masa sulit yang
mencekam. Bermodalkan kesabaran, kerja keras, pantang menyerah, dan dibumbui
ketaqwaan dalam menjalankan usaha berdasarkan syariat Islam, tak pelak ia mampu
menorehkan prestasi yang gemilang, yakni ia mendapat penghargaan Enterprise-50
sebagai Waralaba Lokal Terbaik dari Pesiden RI, Megawati Soekarnoputri.
Teruslah berkarya Puspo Wardoyo. Itulah kisah sukses pengusaha makanan
yang menginspirasi dan patut kita contoh untuk pengembangan bisnis kita. Salam
sukses selalu! Seiring dengan berkembangnya “Wong Solo”, Puspo Wardoyo membuka kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut menikmati nilai tambah Wong Solo melalui system waralaba. Untuk waralaba tersebut, Wardoyo telah membuat standarisasi dalam hal rasa dan gerai (outlet). Jika seseorang membeli waralaba “Wong Solo” di Jakarta, dipastikan sama rasa dan penataan gerainya dengan “Wong Solo” Medan atau di tempat lain.
Setelah sukses membesarkan “Wong Solo”, apa harapan Puspo Wardoyo selanjutnya ? Dengan sungguhsungguh dia menyahut,” Ingin terus bekerja keras, kaya raya, banyak istri, dan masuk surga.” (sumber: kerjasejahtera.blogspot.com)
Gita Wirjawan
Siapa yang tak kenal dengan tokoh
yang satu ini, Gita Wirjawan? Ia adalah seorang pengusaha yang sukses dan juga
merupakan salah satu mantan Calon Presiden Indonesia tahun 2014 ini. Untuk
lebih mengenal sosok pengusaha ini, akan di ulas kembali biografi Gita wirjawan yang merupakan pengusaha,
pencinta musik, olah raga serta politik. Nama asli dari gita adalah Gita Irawan
Wirjawan. Ia lahir di Jakarta, 21 September 1965. Ayahnya bernama Wirjawan
Djojosoegito dan ibunya bernama Paula Warokka Wirjawan. Gita memang dikenal
sebagai tokoh pengusaha yang sukses. Perjalanan gita dalam membangun
kesuksesannya tak luput dukungan dari orang tua dan keluarganya. Tahun 2008, ia
mendirikan sebuah perusahaan bernama Ancora Capital (tempo), yaitu sebuah
perusahaan investasi di bidang pertambangan dan sumber daya. Perusahaan yang
didirikannya tersebut, ia dirikan setelah mundur dari jabatannya sebagai
Presiden Direktur (presdir) JP Morgan Inodesia di tahun 2006-2008.
Dalam buku biografi
Gita Wirjawan, ia menempuh S1 nya di Texas yaitu di Universitas of Texas di
Amerika Serikat. Selama kuliah, ia bekerja paruh waktu guna mengasah bakatnya
di bidang wirausaha, ia bekerja di sebuah restoran di Texas. Lulus dari Texas,
ia melanjutkan S2 nya di Baylor Universitas tahun 1989 dan fokus mengambil
jurusan administrasi di bidang bisnis. Setelah lulus, ia memulai karirnya dan
melamar pekerjaan di Citibank. Tahun 1999, ia kembali mengambil kuliah S2 nya
di Harvad University dengan mengambil jurusan public administration dan lulus
di tahun 2000. Riwayat perjalanan hidup gita di bidang pekerjaan bisa dibilang
sukses. Setelah menggali pengalamannya di Citibank ia melanjutkan karirnya
bekerja di ST Telekomunikasi di Singapore sampai tahun 2006. Dan kemudian ia
pun menjabat sebagai direktu utama di JP Morgan Indonesia. Untuk membuktikan
keahliannya dalam menjalankan pekerjaannya, ia pun mundur dari JP dan
mendirikan perusahaan barunya sendiri yaitu Ancora Capital. Ia merasa
benar-benar cocok dengan bidang finansialnya. Hanya dalam waktu hitungan bulan,
ia pun berhasil mengambil beberapa saham diperusahaan besar seperti Perusahaan
Apexindo, Perusahaan PT Bumi Resources, Prata Duta, Perusahaan Multi Nitrat
Kimia, Perusahaan Properti di Jakarta dan bali.
Selain mengulas kembali biografi
Gita Wirjawan di bidang sepak usahanya, akan lebih menarik juga di ulang
tentang hobi dan bakatnya. Dalam riwayat hidupnya gita, ia sangat mencintai
yang namanya musik Jazz. Ia bahkan berhasil mendirikan sebuah produksi musik
yang bernama Omega Pasific Production. Kesuksesan rumah produksi yang
didirikannya, ia juga telah menandai seorang pianis Nial Djuliarso, Bali
Loungue yang di Vokalisi oleh Tompi dan Jazz Cherokke di album
jazz yang diproduksinya. Yang lebih hebatnya lagi, beberapa lagu yang di
nyanyikan, aransemennya di buat oleh gita sendiri.
2.
perbandingan karakter di antara
kedua orang diatas
Sukses karena
bekerja
|
Suskses karena
berusaha
|
Seorang pekerja
memiliki keyakinan dan optimisme yang tinggi
|
Sama-sama
mempunyai keyakinan dan optimisme tinggi
|
Pekerja keras
karena seorang pekerja memiliki ambisi untuk sukses
|
Berani menangkap
peluang usaha yang ada
|
Berani mengambil
resiko untuk mewujudkan impiannya
|
Seorong wirausaha
suka mengambil resiko tinggi dan tantangan yang di hadapinya
|
Mempunyai ide
kreativ dan membuka diri untuk hal baru yang berhubungan dengan pekerjaan
|
Berkomitmen
tinggi, jujur dan mandiri
|
Berinisiatif
dan mampu bekerjasama dalam membina hubungan sesama pekerja
|
Suka bergaul
serta suka menerima kritik dan saran dari orang lain.
|
3.
karakter pada kedua orang di atas
yang ingin saya miliki
a. kreativ dan inovatif
b. selalu mencoba
c. jujur
d. pantang mengeluh
e. berani mencari dan menangkap peluang
f. berani menghadapi resiko
g. gigih dan ulet
h. kemauan untuk belajar dan
mengembangkan diri
i.
berani beda
4.
karakter wirausha yang ingin saya
miliki
menjadi seorang wirausaha memang
membutuhkan keyakinan dan optimisme yang tinggi dalam mejalankan bisnisnya. Saya
sangat percaya pada diri saya suatu saat saya akan menjadi pengusaha yang sukes,
karena cita-cita saya dan keyakinan yang saya miliki untuk menjadi wirausaha
sangat tinggi. bukan hanya bermimpi saya akan mewujudkannya menjadi nyata. Belajar
dari pengusaha di atas mungkin karakter wirausaha yang saya miliki sebagai
berikut :
a. selalu mencari peluang bisnis
b. memiliki rasa tanggung jawab
c. memliki etos kerja (semangat)
d. selalu mencoba dan berani mengahdapi
tantnagan yang ada
REFERENSI :
Hamzah. 2015. Tokoh sukses karena bekerja.
http://bloghamzah1995.blogspot.co.id/2015/03/3-tokoh-sukses-karena-bekerja-dan-3.html.
diakses pada 24 september 2015
Gunadarma, susanto. 2013. Biografi puspo
wardoyo pengusaha sukses.
http://susanto-gunadarma.blogspot.co.id/2013/04/biografi-puspo-wardoyo-pengusaha-sukses.html.
diakses pada 24 september 2015
Profilpedia. 2014. Profil dan biografi
gita wirjawan.
http://www.profilpedia.com/2014/11/profil-dan-biografi-gita-wirjawan.html.
diakses pada 24 september 2015
Profilpedia. 2014. Profil dan biografi
tantowi yahya.
http://www.profilpedia.com/2014/11/profil-dan-biografi-tantowi-yahya.html.
di akses pada 24 september 2015